Senin, 26 April 2010

ALKOHOL DAN ETER

ALKOHOL DAN ETER

 

Alkohol

 

Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -O. Alkohol tersusun dari unsur C, H, dan O. Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier

 

Sifat fisika alkohol :

 

  • TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78­0C, etena = -88,6oC)
  • Umumnya membentuk ikatan hidrogen

 

  • Berat jenis alkohol > BJ alkena

 

  • Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)

 

Struktur Alkohol : R – OH

 

R-CH2-OH               (R)2CH-OH                     (R)3C-OH

 

Primer                      sekunder                          tersier

 

Pembuatan alkohol :

 

Ø   Oksi mercurasi – demercurasi

 

Ø   Hidroborasi – oksidasi

 

Ø   Sintesis Grignard

 

Ø   Hidrolisis alkil halida

 

Penggunaan alkohol :

 

Ø   Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis formaldehid, metilamina, metilklorida, metilsalisilat, dll

 

Ø   Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll.

 

Tatanama alkohol

 

Nama umum untuk alkohol diturunkan dari gugus alkol yang melekat  pada –OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sisitem IUAPAC, akhiran-ol menunjukkan adanya gugus hidroksil. Contoh-contoh berikut menggambarkan contoh-contoh penggunaan kaidah IUPAC (Nama umum dinyatakan dalam tanda kurung).

 

 

Eter

 

Bagi kebanyakan orang kata eter dikaitkan dengan anestesi. Eter yang dimaksud adalah hanyalah salah satu anggota kelompok eter, yaitu senyawa yang mempunyai dua gugus organik melekat pada atom oksigen tunggal. Rumus umum eter ialah R-O-R’, yang R dan R’-nya bisa sama atau berbeda, gugusnya dapat berupa alkil atau aril. Pada anestesi umum kedua R-nya adalah gugus etil. CH3CH2-O-CH2CH3.

 

Eter merupakan isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril). Eter mengandung unsur C, H, dan O.

 

Sifat fisika eter :

 

-                  Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan penambahan unsur C.

 

-                  Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter

 

-                  dengan rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.

 

-                  Mudah terbakar

 

-                  Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan <>oC, n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).

 

Pembuatan eter :

 

    • Sintesis Williamson

 

    • Alkoksi mercurasi – demercurasi

 

Penggunaan eter :

 

o   Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.

 

o   Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.

 

Tatanama eter

 

 Eter diberi nama berdasarkan gugus alkil atau arilnya menurut urutan abjad, diikuti dengan kata eter misalnya :

 

 

Untuk eter dengan stuktur kompleks, kadang-kadang diperlukan nama gugus –OR sebagai gugus alkoksi. Misalnya, dalam sistem IUPAC eter diberi nama sebagai hidrokarbon dengan substitusi alkoksi.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar